Dahulu, hidup saya sangat
susah alias faqir, sampai-sampai saya tidak bisa ikutan rihlah atau
tamasya yang dilaksanakan oleh sekolah saya yang waktu itu biaya
pendaftarannya hanya 1riyal saudi saja, walaupun saya sudah
menangis-nangis memohon kepada keluarga agar saya dapat ikutan
rihlah, tapi tetap saja kelurga saya tidak punya uang 1 riyal untuk
mendaftarkan saya ikutan rihlah.
Sehari sebelum rihlah, saya
berhasil menjawab sebuah pertanyaan yang dilontarkan guru di kelas,
lalu guru itupun memberi saya uang satu riyal sebagai hadiah,
diiringi tepuk tangan para murid-murid yang lain.
Pada saat
itu, saya tidak lagi mikir apa-apa, selain berlari kencang untuk
mendaftarkan diri ikutan rihlah. Duka nestapa saya terasa terbang
seketika dan berubah total
menjadi bahagia berkepanjangan selama
berbulan-bulan.
Hari-hari sekolahpun berlalu, sayapun dewasa
untuk melanjutkan kehidupan. Setelah melewati berbagai rintangan
hidup, setelah bekerja keras selama bertahun-tahun dan berkat
anugerah dari Allah sayapun sukses dan selanjutnya saya membuat
yayasan sosial.
Setelah saya memulai bergerak di bidang amal
sosial, saya kembali teringat kisah kecil saya, teringat kembali guru
kecil saya orang Palestina itu, yang pernah memberi saya uang 1
riyal. Saya mulai mengingat-ingat, apakah beliau dahulu memberi saya
uang 1 riyal itu sebagai sedakah atau kah hadiah karena saya sudah
berhasil menjawab pertanyaannya. Yang jelas saya tidak mendapatkan
jawaban yang pasti. Saya berkata di dalam hati, apapun motif dan niat
sang guru, beliau sudah menyelesaikan problem besar saya saat itu
tanpa membebankan siapa-siapa.
Oleh karenanya, saya
mengunjungi kembali sekolah saya itu , lalu saya mendatangi kantor
sekolah dan mencari tau keberadaan guru saya orang Palestina itu,
sampai akhirnya saya mendapatkan jalan untuk menemuinya. Saya pun
akhirnya merencanakan untuk menemuinya untuk mengetahui kondisinya
saat saat ini.
Singkat kata, sayapun akhirnya dipertemukan
Allah kembali dengan guru baik itu, dan kondisinya sangat susah,
tidak lagi bekerja dan siap-siap pulang pulang
kampung.
Selanjutnya, setelah saya memperkenalkan diri, saya
katakan padanya bahwa saya punya hutang besar padanya pada beberapa
tahun yang lalu.
Guru saya ini kaget bukan kepalang, apa
benar ada orang yang punya hutang pada saya, katanya.
saya pun
menjelaskan, apakah bapak masih ingat dengan murid bapak yang pernah
bapak beri uang satu riyal karena murid bapak itu berhasil menjawab
soal yang bapak lontarkan di kelas bapak saat itu?
Setelah
berusaha mengingat-ingat, guru saya ini akhirnya tertawa, dan
berkata: "ya..ya...saya ingat. Jadi kami mencari saya untuk
mengembalikan uang 1 riyal itu".
"Ia pak" jawab
saya. Setelah sedikit berbincang, saya bawa beliau naik mobil dan
kamipun beranjak.
Selanjutnya, kami sampai ke tujuan, dan
kenderaan kami berhenti tepat di depan sebuah Villa Indah. Kami
keluar dari mobil dan memasuki Villa tersebut. Setelah berada di
dalam
Villa, saya menyampaikan niat saya
kepada guru saya ini, "Pak, villa ini saya berikan kepada bapak
untuk melunasi hutang saya dahulu plus mobil yang tadi kita naiki,
dan gaji per bulan seumur hidup serta pekerjaan buat putra bapak di
perusahaan saya".
Guru saya ini kaget bukan kepalang, dan
berujar, "tetapi ini terlalu banyak, nak?"
"percayalah
pak, kegembiraan saya dengan 1 riyal yang bapak berikan pada saya
saat itu lebih besar nilainya dibandingkan dengan 10 villa seperti
ini, saya tidak akan dapat melupakan kebahagiaan itu sampai
sekarang", jawab saya.
******
Inilah buah dari didikan
agama yang baik, tebarkan bahagia, ungkai duka nestapa sesama, dan
tunggulah balasan terbaik dari-Nya.
[Translate: Kivlein
Muhammad]
Kutipan dari FB.